Kamis, 06 September 2018

Resensi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Judul buku        : Habis Gelap Terbitlah Terang
Penerjemah      : Armijn Pane
Penerbit          : Balai Pustaka
Tahun Terbit    : 2007
Tebal Buku      : 268 halaman
Ukuran             : 13 cm x 18,5 cm
Sinopsis
Buku yang diterjemahkan oleh Armijn Pane berisi tentang kisah-kisah bagaimana seorang Kartini memperjuangkan keinginannya untuk dapat memajukan kaum wanita yang notabene pada zaman itu wanita hanyalah bekerja di dapur dan tidak dapat mengenyam pendidikan. Raden Ajeng kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau merupakan putri dari  Raden Mas Adipati Sastrodiningrat yaitu Bupati Jepara pada saat itu dan cucu dari Bupati Demak Tjondroningrat. R.A. Kartini merupakan cucu dari Pangeran Ario Tjondronegoro, Bupati Demak, yang terkenal suka akan kemajuan.
Berbagai usaha dilakukan oleh Kartini untuk memajukan dan meningkatkan derajat kaum wanita, bahwa wanita berhak mendapatkan pendidikan , wanita berhak memperoleh apa yang para lelaki peroleh.Kartini sempat ingin melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tetapi ayah Kartini tidak menyetujuinya sehingga Kartini memilih untuk tunduk terhadap ayahnya dan mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya diluar negeri seperti teman-temannya. Teman-teman kartini banyak yang melanjutkan pendidikan di luar negeri dan Kartini hanya bisa bertukar surat dengan mereka. Kartini bahkan mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya. Kemudian beliau harus menikah dengan seorang adipati Rembang pada umur 24 tahun.
Berkat surat- surat yang di tulis R.A. Kartini tersebut didirikanlah Sekolah Kartini pertama di Semarang dan saat itu usianya 25 tahun. Sekolah Kartini khusus untuk kalangan perempuan. Terlepas dari hal itu, jeri payahnya dan jatuh bangunnya dalam mengangkat derajat wanita yang tidak dengan mudah ia dapatkan serta butuh proses dan perjalanan yang panjang. Ketidak setujuan dari orang tuanya dalam memperjuangkan pendidikan kaum wanita adalah salah satu kendala terbesarnya. Ia juga di tuduh menyalahi adat istiadat yang berlaku. Namun, R.A. Kartini tidak pernah menyerah dan terus berjuang demi kemajuan wanita Indonesia. Pendiriannya yang kuat dan tidak mudah terpengaruh orang yang mengusiknya.
Kelebihan dari buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” ini adalah bukunya tidak terlalu tebal sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan membaca buku ini,kemudian terdapat gambar-gambar yang menujukkan dimana tempat Kartini lahir, tempat pendopo dan disertai berbagai gambar lainnya.
Kekurangan dari buku ini adalah penulisannya menggunakan gaya penulisan zaman duhulu sehingga sedikit sulit untuk dipahami, kemudian gambar-gambar yang terdapat dalam buku ini belum terlalu jelas dikarenakan kualitas gambar yang buruk.

http://library.uny.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar